Gaya Asuh dan Kesehatan Mental Remaja yang Sehat
Pendahuluan
Kesehatan mental remaja merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam perkembangan individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental remaja sangat beragam, namun salah satu faktor yang paling signifikan adalah gaya asuh orang tua. Gaya asuh yang tepat dapat membantu meningkatkan self-esteem dan fleksibilitas psikologis remaja, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan dalam kehidupan. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang hubungan antara gaya asuh dan kesehatan mental remaja, serta implikasi praktisnya dalam membangun generasi yang sehat.
Hubungan Gaya Asuh dengan Self-Esteem
Self-esteem merupakan faktor protektif yang sangat penting dalam mempengaruhi kesehatan mental remaja. Orang tua yang memiliki gaya asuh positif, seperti menunjukkan hangatnya emosi, menghindari penolakan, dan tidak terlalu melindungi anak, dapat meningkatkan self-esteem remaja. Hal ini dapat dilihat dari penelitian yang menunjukkan bahwa remaja yang merasa didukung oleh orang tua mereka memiliki struktur otak yang lebih sehat dan kurang berisiko mengalami perilaku agresif.
Contoh Gaya Asuh yang Positif
- Menunjukkan Hangatnya Emosi:
- Orang tua yang menunjukkan hangatnya emosi dapat membantu meningkatkan self-esteem remaja. Contohnya, jika remaja gagal dalam ujian, orang tua dapat memberikan dukungan dan motivasi yang positif, seperti “Saya percaya kamu bisa lebih baik lagi di ujian berikutnya.”
- Menghindari Penolakan:
- Menghindari penolakan sangat penting dalam membangun self-esteem remaja. Jika remaja melakukan kesalahan, orang tua harus menghadapinya dengan cara yang tidak menyinggung, seperti “Kamu melakukan kesalahan, tapi itu tidak berarti kamu tidak bisa. Mari kita belajar dari kesalahan ini.”
- Tidak Terlalu Melindungi Anak:
- Tidak terlalu melindungi anak juga penting. Orang tua harus memberikan kesempatan kepada remaja untuk menghadapi tantangan dan mengambil keputusan sendiri. Contohnya, jika remaja ingin pergi ke pesta, orang tua dapat memberikan pilihan antara pergi ke pesta atau tidak, bukan melarangnya secara tegas.
Hubungan Gaya Asuh dengan Fleksibilitas Psikologis
Fleksibilitas psikologis juga merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi kesehatan mental remaja. Orang tua yang memiliki gaya asuh yang fleksibel, seperti mengajarkan anak untuk menerima dan menghadapi perubahan dengan baik, dapat membantu meningkatkan fleksibilitas psikologis remaja. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajarkan teknik ACT (Acceptance and Commitment Therapy), seperti acceptance, cognitive defusion, flexible attention to the present moment, mindfulness, self-as-context, values, dan committed action.
Contoh Gaya Asuh yang Fleksibel
- Mengajarkan Acceptance:
- Acceptance adalah kemampuan untuk menerima situasi sekarang tanpa harus mengubahnya. Orang tua dapat mengajarkan remaja untuk menerima perubahan dengan baik. Contohnya, jika remaja merasa sedih karena tidak bisa pergi ke pesta, orang tua dapat mengatakan, “Saya tahu kamu sedih, tapi kita bisa melakukan hal lain yang menyenangkan bersama-sama.”
- Mengajarkan Cognitive Defusion:
- Cognitive defusion adalah kemampuan untuk melihat pikiran tanpa harus percaya pada mereka. Orang tua dapat mengajarkan remaja untuk tidak terlalu memikirkan tentang hal-hal negatif. Contohnya, jika remaja merasa stres karena tugas sekolah, orang tua dapat mengatakan, “Kamu tidak perlu terlalu memikirkan tentang tugas sekolah. Fokuslah pada apa yang bisa kamu lakukan sekarang.”
- Mengajarkan Mindfulness:
- Mindfulness adalah kemampuan untuk fokus pada saat ini. Orang tua dapat mengajarkan remaja untuk fokus pada apa yang sedang terjadi. Contohnya, jika remaja merasa stres karena banyak tugas, orang tua dapat mengatakan, “Mari kita fokus pada satu tugas sekarang saja. Setelah itu, kita akan melihat apa yang bisa kita lakukan selanjutnya.”
Implikasi Praktis
Dalam praktiknya, orang tua dapat melakukan beberapa hal untuk meningkatkan self-esteem dan fleksibilitas psikologis remaja. Pertama, orang tua harus menunjukkan hangatnya emosi dan dukungan kepada anak. Kedua, orang tua harus menghindari penolakan dan tidak terlalu melindungi anak. Ketiga, orang tua harus mengajarkan anak untuk menerima dan menghadapi perubahan dengan baik. Keempat, orang tua dapat mengajarkan teknik ACT untuk meningkatkan fleksibilitas psikologis anak.
Contoh Implementasi
- Membuat Waktu Bersama:
- Membuat waktu bersama dapat membantu meningkatkan self-esteem remaja. Contohnya, jika remaja merasa sedih karena tidak bisa pergi ke pesta, orang tua dapat mengajaknya melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama-sama, seperti bermain game atau menonton film bersama.
- Mengajarkan Teknologi:
- Mengajarkan teknologi dapat membantu meningkatkan fleksibilitas psikologis remaja. Contohnya, jika remaja merasa stres karena banyak tugas, orang tua dapat mengajarkan remaja cara menggunakan aplikasi pengelolaan waktu yang efektif.
- Menghadapi Perubahan:
- Menghadapi perubahan dengan baik dapat membantu meningkatkan fleksibilitas psikologis remaja. Contohnya, jika remaja merasa sedih karena perubahan sekolah, orang tua dapat mengatakan, “Kita bisa menghadapi perubahan ini bersama-sama. Mari kita lihat apa yang bisa kita lakukan untuk membuat perubahan ini lebih mudah.”
Kesimpulan
Gaya asuh yang tepat dapat membantu meningkatkan self-esteem dan fleksibilitas psikologis remaja, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan dalam kehidupan. Orang tua harus menunjukkan hangatnya emosi, menghindari penolakan, tidak terlalu melindungi anak, dan mengajarkan teknik ACT untuk meningkatkan fleksibilitas psikologis anak. Dengan demikian, kesehatan mental remaja dapat dipertahankan dan meningkat.
Referensi
- Abubakar, A., Van de Vijver, F.J., Suryani, A.O., Handayani, P., & Pandia, W.S. (2015). Perceptions of parenting styles and their associations with mental health and life satisfaction among urban Indonesian adolescents. Journal of Child and Family Studies, 24(9), 2680–2692. doi:10.1007/s10826-014-0070-x.
- Liem, A. D., & Nie, Y. (2008). Parenting styles and academic achievement: A meta-analysis. Educational Psychology Review, 20(2), 147–163.
- Sumargi, A., Sofronoff, K., & Morawska, A. (2015). Understanding parenting practices and parents’ views of parenting programs: A survey among Indonesian parents residing in Indonesia and Australia. Journal of Child and Family Studies, 24(1), 141–160. doi:10.1007/s10826-013-9821-3.
Responses